Pages

Rabu, 27 April 2011

Alasan dan Bahaya Menonton Hal Berbau Pornografi

Sudah menjadi rahasia umum banyak pria yang suka menonton atau membaca hal-hal yang berbau pornografi. Pria yang sudah menikah pun masih senang membuka situs berbuah porno.

Mengapa banyak pria yang suka untuk melihat atau membaca hal-hal yang berbau pornografi?? salah satu alasannya  karena pria memiliki organ yang merupakan pabrik penghasil testosteron. Tubuh wanita juga memproduksi testosteron, namun dalam jumlah tidak sebesar pria.

Testosteron mempengaruhi seluruh testosteron yang jumlahnya sepuluh kali lebih banyak dari wanita. Termasuk juga organ yang memerintahkan seluruh gerak pria, yaitu otak. Pria memang telah dikaruni testosteron sejak dia masih di dalam rahim ibunya.

Kromosom dari pria, memproduksi dua “semburan” testosteron. Di mana hal ini memicu perubahan pada otak dan tubuh Anda. “Semburan” tersebut menghasilkan efek pada otak pria.

Di antaranya, pria lebih tertarik pada objek, tindakan dan persaingan dibandingkan wanita. Sedangkan testosteron yang berada di sisi kiri (parietalis) lobus membantu pria memvisualisasikan objek dalam tiga dimensi (baik ketika menonton pertandingan bola atau melihat seorang wanita di seberang jalan).

Selain itu juga meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang matematika. Sehingga jangan heran bila pria bisa menebak ukuran bra wanita hanya dengan melihatnya tanpa menyentuh payudara si wanita. Wow!

Selain itu, kenaikan testosteron ke hipotalamus (area otak yang tertarik pada seks) dua kali lebih besar pada otak pria dibandingkan dengan otak wanita. Ini merupakan salah satu alasan mengapa pria jauh lebih terpikat oleh hal yang berbau pornografi dibandingkan dengan wanita.

Kecenderungan para pria yang suka melihat atau membaca hal-hal yang berbau pornografi bahkan yang sudah menikah menimbulkan kekhawatiran bagi para wanita pasangannya, sebut saja Rani  yang bersuamikan Ardi . Usai Rani  tidur, hampir setiap malam Ardi  berselancar di internet untuk melihat situs yang berbau porno. Namun Ardi  mengklaim kebiasaannya itu tak ada hubungannya dengan kehidupan cinta mereka. Rani khawatir suaminya lebih suka pornografi dibandingkan berhubungan seks dengannya.

"Seringkali sebuah pasangan memiliki kesenangan yang berbau porno, sementara yang lainnya berpikir porno itu sebagai suatu masalah," kata Seks Terapis dan Psikolog di Michigan, Russell Stambaugh, seperti yang dilansir WebMD.

Stambaugh mengatakan, dari hasil penelitian menunjukkan sekitar 5% penyenang porno memiliki masalah dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sementara menurut Survei pada Mei 2004 oleh Pew Internet & American Life Project, 26% pengguna internet pria mengunjungi website dewasa. Sedangkan hanya 3% dari perempuan yang mengunjungi situs-situs tersebut.

Namun, mengapa pria begitu senang melihat gambar orang telanjang? Itu bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Gairah porno telah dikaitkan dengan banyak bagian di otak. Satu teori menyatakan bahwa itu cerminan neuron, sel-sel otak yang terbakar saat ada tindakan yang dilakukan dengan mengamati, ini memainkan peran penting dalam gairah laki-laki.

Stambaugh mengatakan, otak pria itu mudah terangsang. Sehingga laki-laki siap di setiap kesempatan yang mengundang. Dengan mudahnya akses porno di internet, rangsangan itu begitu cepat nya merasuki pikiran para pria .

Namun hal yang paling mengkhawatirkan adalah kecanduan pornografi dapat merusak kesehatan otak  lebih daripada Narkoba. Menurut Dr Mark B. Kastlemaan, pakar adiksi pornografi dari USA, pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada Pre Frontal Corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi).

" Banyak orang yang mengabaikan dampak pornografi, padahal efek negatifnya lebih besar daripada narkoba dalam hal merusak otak. Tak hanya itu, pecandu pornografi juga lebih sulit dideteksi ketimbang pacandu narkoba," ujarnya.

Kerusakan bagian otak ini akan membuat prestasi akademik menurun orang tidak bisa membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls. Bagian inilah yang membedakan manusia dengan binatang.

Pada pecandu pornografi, Dr Mark menjelaskan, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik.

Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak akan bekerja dengan sangat ekstrem kemudian mengecil dan rusak.

"Pada dasarnya orang yang kecanduan pornografi merasakan hal yang sama dengan pecandu narkoba, yaitu ingin terus memproduksi dopamin dalam otak. Tapi pecandu pornografi bisa memenuhi 'kebutuhan' barunya itu dengan lebih mudah, kapan pun dimanapun, bahkan melalui handphone. Akhirnya, ini akan lebih sulit dideteksi dan diobati ketimbang adiksi narkoba," jelas Dr Mark yang juga Kepala Edukasi & Training Officer for Candeo, perusahaan riset, teknologi dan pelatihan untuk penyembuhan adiksi secara online yang berpusat di Amerika Serikat.

Gordon S. Bruin M.A., L.P.C
Sedangkan menurut  Gordon S. Bruin M.A., L.P.C, pendiri dan presiden InnerGold Counseling Services Inc " Pornografi adalah racun yang sempurna "

Bruin memandang memandang kecanduan pornografi sebagai penyakit otak layaknya kecanduan bahan kimia.Kecanduan terjadi ketika otak secara fisik telah menguasai pikiran. Pikiran adalah intelijen yang frustrasi karena kehilangan kontrol. Ini adalah bagian yang menghasilkan perasaan benar atau salah, karena otak secara fisik tidak memiliki konsep benar atau salah.

Kecanduan adalah kondisi yang mana secara fisik dan kimia otak memaksa seseorang melakukan suatu perilaku tertentu tanpa adanya keterlibatan pikiran atau hati nurani.

Tapi karena kekuatan dari sistem limbik otak (salah satu sistem pada struktur otak) dan kapasitas untuk menaungi bagian moral dan rasional dari otak, banyak orang yang mengklaim bahwa pornografi adalah perilaku yang normal atau sebagai hiburan semata.

Pada dasarnya, satu-satunya perbedaan antara kecanduan narkoba, seperti heroin atau kokain dengan pornografi adalah cara memasuki sistem. Otak merespons informasi yang diterima melalui mata lebih cepat ketimbang dari sumber lain.

Informasi visual diproses di sistem limbik dalam waktu nanodetik (sepuluh pangkat minus sembilan detik). Inilah sebabnya mengapa kecanduan pornografi menjadi masalah besar.

Informasi visual diproses lebih cepat daripada informasi indera yang lain, bahkan respons heroin atau kokain sekalipun jauh lebih lambat.

Selain visual, hormon oksitosin juga berperan pada kecanduan pornografi. Oksitosin dapat menciptakan rasa bersatu dan kebersamaan selama berhubungan seksual.

Namun ketika hormon ini dilepaskan melalui hubungan seksual tanpa pasangan seperti cara-cara melihat gambar seksual alias pornografi, penerima oksiton dibiarkan merasa sendirian, depresi, dan bingung, walaupun disertai pelepasan dopamin (hormon pemicu rasa senang).

Oksitosin adalah suatu bahan kimia 'lem' yang mencari sesuatu ikatan. Pornografi adalah kekuatan oksitosin, yang menyebabkan perasaan kosong dan kebingungan bagi semua orang yang melakukannya.

Pornografi merupakan adiksi baru yang tidak tampak pada mata, tidak terdengar oleh telinga, namun menimbulkan kerusakan otak yang permanen bahkan melebihi kecanduan narkoba.

Oleh karena itu, diperlukan suatu pembinaan dan pengawasan dari semua kalangan, khususnya untuk anak-anak, remaja dan dewasa muda, agar bisa terhindar dari bahaya kecanduan  pornografi.

Sumber: Berbagai media di Internet. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment On FB

Already Member ? Login

Join With FB Account